PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Disusun
oleh :
Nama
: Subekha (11140163000059)
Kelas
: Fisika 2b
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
1.
Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi
pendidikan , mungkin tak asing lagi kita dengar. Psikologi pendidikan sangatlah
perlu dipelajai oleh para calon guru untuk kepentingan muridnya. Sebelum
membahas lebih jauh, mari kita lihat pengertian pendidikan menurut beberapa
tokoh :
a.
William James. Tak lama setelah
meluncurkan buku ajar Pikologinya yang pertama, principles of psychology ( 1890 ), Wiiliam James ( 1842 – 1910 )
memberikan serangkaian kulaih yang bertajuk “ Talks to Teacher “ ( James ,
1899/1993 ). Dalam kuliah ini dia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk
mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperiment psikologi di laboratorium
sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak
secara efektif . dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan
mengajar di kelas guna mengingkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya
adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat
pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan memperluas cakrawala pemikiran
anak.
b.
John Dewey. Tokoh besar yang kedua dalam
membentuk psikologi pendidikan adalah John Dewey ( 1859 – 1952 ). Dia menjadi
motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Dewey
membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di AS di Universitas
Chicago , pada tahun 1894. Kemudian di Colombia University , dia melanjutkan
karya inovatifnya tersebut. Pertama , dari Dewey kita mendapatkan pandangan
tentang anak sebagai pembelajar aktif (
active learner ) . sebelum Dewey
mengemukakan pandangan ini, ada keyakinan bahwa anak – anak mestinya duduk diam
di kursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Sebaliknya
Dewey percaya bahwa anak – anak akan belajar dengan baik jika mereka aktif.
Kedua, dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan
kepada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak – anak seharusnya tidak hanya
mendapatkan pelajaran akademik saja, tetapi juga harus diajari juga cara
berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah. Ketiga , dari Dewey kita
mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang
selayaknya. Cita – cita demokratis ini pada masa pertengahan abad ke 19 belum
muncul, sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak,
terutama anak keluarga kaya.
c.
E.L Thorndike. Perintis ketiga
adalah E.L Thorndike ( 1874 – 1949 ),yang memberi banyak perhatian pada
penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar – dasar belajar secara ilmiah.
Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah sangat ahli
dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah ( Beatty,1998 ).
Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis
ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran ( O’Donnell dan Levin, 2001 ).
Nah dari pendapat
para tokoh di atas adalah yang paling disukai adalah pendapat dari John Dewey
yang mengatakan “Pertama , dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak
sebagai pembelajar aktif ( active learner
) . Kedua, dari Dewey kita
mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan kepada anak secara
keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Ketiga , dari Dewey kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan
pendidikan yang selayaknya .” pendapat Dewey yang pertama adalah anak sebagai
pembelajar aktif, karena kalau para siswa hanya duduk saja dan mendengarkan tidak
aka nada respon dari siswanya. Dan itu menunjukan cara pembelajaran yang pasif
dan kalau siswa hanya dipaksa untuk mendengarkan saja tanpa berpendapat si anak
tidak akan belajar mengemukakan pendapat dan tidak belajar untuk berinteraksi
dengan baik, selain itu juga jika kelas itu pasif maka akan menimbulkan
kebosanan para siswa dan malah akan menimbulkan kemalasan dalam belajar.
Pendapat Dewey yang kedua adalah beradaptasi dengan lingkungan, karena untuk
nyaman dengan pelajarannya maka harus nyaman dengan lingkungannya. Salah
satunya adalah belajar beradaptasi. Pendapat Dewey yang ketiga adalah semua
anak berhak atas pendidikan yang layak, yaitu dengan cara tidak membeda- bedakan
antara yang kaya dan yang miskin. Semua mendapat perlakuan yang sama dalam
mendapatkan pendidikan.
2.
Manfaat dari Psikologi Pendidikan
Setelah
kita mengetahui pengertian psikologi pendidikan, kita bisa tahu manfaat dari
psikologi pendidikan. Manfaat dari Psikologi Pendidikan sangatlah banyak salah
satunya adalah untuk keahlian kita sebagai pengajar ( guru ), selain itu
psikologi pendidikan berguna pula kalau kita mempunyai anak sendiri , kita
dapat mengetahui karakter anak kita, jadi selain mempraktikan di kelas, ilmu
tersebut dapat pula direalisasikan untuk anak kita kelak. Tokoh pertama yang
membuka mata dunia untuk melihat dan memerlakukan anak sebagai anak, bahwa anak
itu lain draipada orang dewasa,namun manusia penuh sebagai individu ialah JJ
Rousseau ( 1712 – 1778 ). Dalam bukunya yang terkenal Emile ia menguraikan fase
– fase perkembangan anak, dari kecil sampai dewasa, perubahan – perubahan yang
terjadi pada anak yang menuntut perlakuan sesuai dengan sifat perkembangannya.
3.
Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran untuk psikologi pendidikan yang paling efektif menurut saya , adalah
dengan cara praktik langsung ke lapangan. Misalnya mengadakan observasi ke
sekolah langsung untuk mengamamati langsung karakter si anak didik. Karena
dengan cara praktik langsung kita jadi terbiasa untuk mengamati si siswa.
Selain itu kita jua menjadi terbiasa untuk bersosialisasi langsung kepada
peserta didik untuk memahami karakter dan sifat si anak didik. Dengan memahami
karakter seseorang kita bisa tahu cara apa yang paling baik untuk mengarahkan
minat dan bakat seseorang. Praktik langsung merupakan cara yang paling baik
dalam belajar, tetapi metode belajar di kelas pun tidak bisa di abaikan. Peran
di dalam kelas pun sangat menunjang pula untuk belajar. Tetapi mungkin dirubah
cara penyampainnya. Mungkin dengan
menanyakan pengalaman baik dan buruk siswa selama masa pendidika. Dengan
belajar dari pengalaman, maka sang guru dapat memperbaiki cara mengajarnya, dan
dirubah dengan metode yang paling mereka sukai.
4.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Setelah
memahami metode pembelajaran yang baik dalam kelas, pertumbuhan dan
perkembangan si anak didik pun sangat penting. Semakin banyak kita tahu tentang
perkembangan anak maka semakin banyak pemahaman kita tentang cara yang tepat
untuk mengajari mereka. Perkembangan adalah suatu perubahan , perubahan ke arah
yang lebih maju dan lebih dewasa . secara tekhnis perubahan itu biasanya
disebut proses . hal yang menyenangkan dalam belajar pertumbuhan dan
perkembangan adalah : pada pertumbuhan mungkin dari kondisi biologis sang anak
yaitu proses perubahan fisik seperti pertambahan umur, pertambahan gigi ,
penambahan tinggi dan lain sebagainya yang bersifat fisik. Tetapi jika pada
perkembangan bisa dilihat dari cara berfikir si anak yang mengalami
perkembangan cara memecahkan masalah. Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah
setidaknya sampai usia remaja. Beberapa penambahan ukuran otak juga disebabkan
oleh myelination sebuah proses dimana
banyak sel otak dan system saraf diselimuti oleh lapisan – lapisan sel lemak
yang bersekat – sekat. Ini menambah kecepatan arus informasi di dalam system
saraf. Myelination dalam area otak
yang penting dalam memfokuskan perhatian belum lengkap sampai akhir masa
sekolah dasar ( Tanner, 1978 ). Bagi pengajaran, hal ini berimplikasi bahwa
anak – anak di usia balita akan sulit memfokuskan perhatian dan mempertahankan
perhatian dalam jangka waktu yang lama, tetapi perhatian mereka akan semakin
kuat saat mereka memasuki sekolah dasar.
5.
Teori belajar ( Ivan Pavlov )
Salah
satu teori belajar adalah Behavioral. Behavioral adalah menekankan arti penting
dari bagaimana anak membuat hubungan antara pengalaman dan perilaku.
Menurut
Ivan Pavlov : pada awal 1900 an, Psikologi Rusia ini tertarik pada cara tubuh
mencerna makanan. Dalam eksperiment nya, dia secara rutin meletakan bubur
dagung di depan mulut anjing, yang menyebabkan anjing mengeluarkan air liur.
Anjing itu berliaur pada saat merespons sejumlah stimuli yang diasosiasikan
dengan makanan , seperti ketika ia melihat piring makanan tiba. Pavlov
menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini
merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai
pengkondisian klasik ( Classical
conditioning ). Dengan eksperiment Pavlov ini dapat di ambil kesimpulan
bahwa belajar adalah sebuah proses pembiasaan yang terjadi secara terus
menerus. Dan juga sebuah pengalaman dari peserta didik. Pengalaman dan pembiasaan
yang sudah terekam. Pavlov ini menggunakan teori SR yaitu Stimulus dan Respons.
Di sini terjadi proses belajar mengajar . anjing dapat diajar mengeluarkan air
liur dengan cara pembiasaan. Mungkin cara belajar ini pun sering diterapkan
dalam kehidupan sehari – hari seperti : jika lampu merah maka mobil berhenti,
lalu jika di sekolah pada saat bel berbunyi maka para siswa – siswi memasuki
kelas.
6.
Teori Multiple Intelligences
Intellegency
adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada dan
belajar dari, pengalaman hidup sehari – hari .
Intellegency
yang siap dikembangkan :
a.
Keahlian Verbal : kemampuan untuk
berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (
penulis , wartawan , pembicara )
b.
Keahlian matematika : kemampuan
untuk menyelesaikan operasi matematika ( ilmuan , Insyinyur , akuntan )
c.
Keahlian spasial : kemampuan untuk
berpikir tiga dimensi ( arsitek , perupa , pelaut )
d.
Keahlian tubuh kinestetik :
kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal – hal fisik ( ahli
bedah , pengrajin , penari , atlet )
e.
Keahlian music : sensitive terhadap
nada , melodi , irama , dan suara ( composer , musisi , dan pendengar yang
sensitive )
f.
Keahlian intrapersonal : kemampuan
untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupannya dirinya secara efektif (
teolog , psikolog )
g.
Keahlian interpersonal : kemampuan
untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain ( guru teladan,
professional kesehatan mental )
h.
Keahlian naturalis : kemampuan
untuk mengamati pola – pola di alam dan memahami system alam dan system buatan
manusia ( petani , ahli botani , ahli ekologi , ahli tanah )
Kemampuan yang
saya miliki adalah keahlian interpersonal yaitu kemamouan memahami dan
berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Karena saya adalah tipe orang
yang suka dengan organisasi dan berhubungan dengan orang banyak. Cara
mengembangkannya adalah dengan mengikuti organisasi, karena di dalam organisasi
tersebut kita dapat belajar mengemukakan pendapat dan dapat belajar
berkomunikasi dengan orang luas.
7.
Motivasi
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat , arah , dan kegigihan perilaku. Artinya ,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan
bertahan lama.
a.
Motivasi Eksternal
Motivasi Eksternal
adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain untuk mencapai
tujuan . motivasi eksternal sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti
imbalan dan hukuman. Atau bisa juga motivasi yang berasal dari luar yang dapat
membuat kita lebih semangat dalam belajar.
b.
Motivasi Internal
Motivasi Internal
adalah untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Intinya adalah
motovasi yang ada dalam diri kita sendiri.
Motivasi yang
mempengaruhi saya dalam belajar adalah kedua motivasi di atas, yaitu Internal
dan Eksternal. Karena kedua motivasi di atas sangat mempenagaruhi dan saling
berkaitan. Memang paling susah untuk memotivasi diri sendiri, tetapi justru
motivasi dari dalam diri sendiri itulah yang paling ampuh. Selain itu motivasi
eksternal datangnya seperti dari sahabat dan orang – orang terdekat. Itulah
fungsinya mempunyai sahabat. Jika kita jatuh ada seseorang yang dapat
membangunkan kita kembali dengan motivasi yang dia berikan.
8.
Teori Belajar
a.
Behaviorisme adalah pandangan yang
menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati,
bukan dengan prosese mental. Perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan
dan bisa dilihat secara langsung.
b.
Proses mental adalah pikiran dan
motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat orang lain.
c.
Pembelajaran Asosiatif yang terdiri
dari pembelajaran bahwa dua kejadian saling terkait.
d.
Kognitif adalah penekanan pada
interaksi factor perilaku , lingkungan dan orang ( kognitif ) sebagai
determinan pembelajaran.
Yang pantas di
pakai di kelas adalah teori belajar Asosiatif yaitu yang terdiri dari
pembelajaran bahwa dua kejadian saling terkait. Dengan mengaitkan kedua hal
maka akan tambah mudah menghafal dan mengaplikasikannya. Misalkan ilmu yang
kita dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari.
9.
Ciri – ciri yang beraliran
Behaviorisme
Seperti
pada teori SR yaitu Stimulus dan Respons, seorang guru Behaviorisme memiliki
cara yaitu : dengan cara menghukum anak yang nilai ujiannya kurang bagus.
Dengan begitu si anak akan merasa bersalah dan akan berusaha lebih giat lagi
agar nilainya bagus dan tiidak diberikan hukuman oleh sang guru. Stimulusnya
adalah hukuman dari sang guru membuat Respons dari anak agar belajar lebih giat
lagi.
10. Ciri
– ciri yang beraliran Humanis
Seorang
guru yang humanis adalah yang mau berbaur dengan para muridnya. Misalnya
sebelum memasuki pelajaran, sang guru menanyakan keadaan para muridnya dahulu.
Menanyakan tentang hal – hal yang berhubungan dengan belajar si anak. Sehingga
guru inilah yang mampu mamahami karakter si anak.
Daftar
Pustaka
Suryabrata,
Sumadi.1984.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada.
Santrock,John.2010.Psikologi
Pendidikan.Jakarta.PT Fajar Interpratama Offset.
Nasution,
S. 2011. Asas – Asas Kurikulum. Jakarta. PT Bumi Aksara