Rabu, 14 Juni 2017

Bersikap Bijak dalam Menanggapi Hoax


ilustrasi berita hoax



Berita Hoax akhir akhir ini semakin merambah dikalangan masyarakat. Mulai dari hoax agama, hoax politik, hoax kesehatan dan berita hoax lainnya. Ulah oknum yang tidak bertanggung jawab membuat berita hoax berefek menimbulkan perpecahan terhadapat masyarakat. Begitu pula jika berita hoax tentang kesehatan bisa ula menimbulkan kesalahpaham dalam bidang kesehatan dan akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh itu sendiri.

Lalu mengapa berita hoax ini marak dan sangat mudah tersebar? Menurut Guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung, Deddy Mulyana, yang dikutip pada laman kompas.com menyebut ada faktor utama yang menyebabkan informasi palsu (hoax) mudah tersebarnya di Indonesia. Faktor itu yakni karakter asli masyarakat Indonesia yang dinilai tidak terbiasa berbeda pendapat atau berdemokrasi secara sehat.

Minat baca yang sangat minim di kalangan penduduk Indonesia, sedangkan jumlah pengguna social media di Indonesia masih menempati urutan teratas di dunia. Inilah yang menyebabkan netizen kurang bijak dalam menanggapi sebuah berita.Selain itu, masyarakat indonesia tidak terbiasa dengan perbedaan pendapat. Sehingga jika ada berita yang provokatif bukan malah meredam tapi memperparah keadaan

Dalam Islam kita mengenal istilah tabayyun, tabayyun adalah mengecek kebenaran suatu berita. Ketika mendapat suatu berita usahakan mengecek kebenaran berita, mulai dari judul berita, photo, website yang tertera. Jangan mudah terpropokativ dalam menanggapi berita yang sifatnya negatif. Justru kitalah agen yang harus meredam berita negatif yang sifatnya provokatif.

Sampai saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi berita hoax. Seharusnya pemerintah mulai memikirkan pidana bagi para penebar hoax dengan berlandaskan UU ITE. Pidana untuk para penebar hoax mungkin bisa menjadi salah satu ancaman agar hoax bisa terminimalisir.

Namun kita pula sebagai agent harus turut berperan membantu pemerintah untuk menangkal hoax dengan melakukan cek and ricek sebelum menyebarkan sebuah berita.